Oya, beritanya muncul di website portal Divisi Regional IV Jateng & DIY hihihihi... Kayak SPG Flexi deh jadinya.
08 September 2008
Juara II Senam Flexi
Oya, beritanya muncul di website portal Divisi Regional IV Jateng & DIY hihihihi... Kayak SPG Flexi deh jadinya.
Atlantic Dreamland
Ke Bali : Pulang
Waktu kami mau check out, petugas yang memeriksa kamar agak lelet sehingga jam 7 baru selesai. Waduh... mepet sekali waktunya. Untung jarak bandara dengan hotel tidak terlalu jauh, yah ada kali 10 menitan. Tapi di tengah jalan aku sudah ditelpon dari pihak Mandala yang mengatakan bahwa pesawat sudah mau boarding dan kami diminta untuk segera check in. Wah... langsung tancap gas karena posisi saat itu sudah di depan bandara tapi harus memutar dulu. Tanpa ba bi bu... langsung ambil barang yang besar2. Wawan bertugas untuk check in. Kami semua lari tanpa sempat pamitan ke Ruth. Kasihan nenek menggendong Devand sambil bawa kantong plastik kresek yang ternyata baju2 kotor halah... nggak sempat dimasukkan ke tas. Pokoknya heboh dan deg-deg an. Takut ketinggalan pesawat deh. Sampai di counter check in, semua barang kami masukkan ke bagasi. Untung masih sempat beli tas besar dan semua barang2 yang kecil2 masukkan di sana. Masih harus lari lagi ke bagian airport tax tapi lancar karena barang bawaan tinggal sedikit. Dan pas boarding, kami melihat ada 2 orang juga yang ketinggalan belum masuk pesawat. Begitu kami masuk pesawat, pintu langsung ditutup dan pesawat take off. Busyeeetttt.... terlambat 5 menit saja uang 2 juta melayang dehhhh...
Bye bye Bali... kapan lagi yah bisa ke sana? Besok2 tidak usah menginap di hotel. Cukup tinggal di kostnya Ruth saja.... Aduh... dadagh tante Ruth... nda sempat pamitan yaaaa... Besok Natalan ketemu di Salatiga yaaa... lihat rumah baru. Kemarin pas pergi masih berantakan, sekarang sedikit2 sudah mulai rapi hehehehehe...
Cerita di pesawat... ini ada foto gunung bromo dan gunung semeru yg lagi merokok soalnya ada asapnya keluar hehehehe... Devand juga jadi anak manis selama di dalam pesawat... Puji Tuhan semuanya lancar. Kami landing di bandar udara Adi Sucipto tepat 7.30 WIB. Waaa masih pagi... waaa... masih sempat jalan-jalan ke pasar Beringharjo nih beli pecel sayur di depan. Devand dan papa juga sempat jalan-jalan naik becak. Hehehe... komplit deh acara jalan2nya. Pulangnya lewat Ketep. Mau mampir tapi papa tancap gas jadi cuma lewat doank. Lagipula mendung, tidak kelihatan jelas gunung Merapi nya. Pulang ke rumah... bobok! Besok ngantor lagi... :(
Ke Bali : Saturday Night Fever
Kami mampir di satu toko yang sebetulnya sudah hampir tutup, untuk membeli baju apa ya namanya, kayak baju koko dari kain linen??? yang pasti mahal deh. Karena yang beli papa ya ga pake ditawar... Sedangkan mama beli baju kebaya Bali harganya 90rb bagus deh. Menyesal aku tidak ikutan beli habis dongkol duluan dengan harga bajunya papa. Pokoknya kalau mau belanja jangan di sini. Harus ke Sukowati karena bisa banting2an harga. Di sini mah, penjualnya belagu ga mau ditawar. Kalaupun mau ditawar pelitnya amit2.
Tidak banyak yang bisa dilihat di malam ini. Karena sangat crowded dan kita bukan penikmat kehidupan malam jadinya yah perjalanan malam ini singkat saja. Cari foodcourt untuk makan, sebelumnya mau ke Pizza Hut atau Mc'D saja. Tapi penasaran pengen nyobain makanan bali. Eh iya... malam ini kami ketemu dengan Imo (sodara) yang kerja di Bali juga. Ya udah, kita makan bareng. Akhirnya kesampaian juga mencicipi makanan Bali walaupun dulu udah pernah tapi karena masih kecil jadi lupa rasanya. Hmmm bagiku rasanya ga enak hehehehe... Aneh deh banyak bumbu sereh nya. Tapi babi gulingnya enak karena garing dan babi gitu lhoooo ya pasti enak lah diapa2in juga.
Untuk melengkapi malam itu, foto2 dulu di depan HardRock Hotel walaupun tidak nginap di sana. Kapan2 ah kalau lagi ketiban rejeki voucher gratis hahahaha... Sempat ngintip pantai Kuta di waktu malam... tapi gelap... tidak kelihatan apa2 yang ada hanya terdengar suara debur ombak dan angin dingin menusuk tulang. Yang pasti yg lagi asoy geboy pacaran di sini senang karena gelap2an dan romantis... Hihihihi.. udah ah pulang. Devand juga udah rewel minta bobok. Besok harus bangun pagi2 sekali dan sebelumnya harus packing dulu... Selamat malam Bali...
Ke Bali : Pantai Kuta
Sejak saat itu
hatiku tak mampu
membayangkan rasa diantara kita
di pasir putih
kau genggam erat tanganku
menatap mentari yang tenggelam
Semua berlalu dibalik khayalku
Kenangan yang indah berdua denganmu
di Kuta Bali kau peluk erat tubuhku
di Kuta Bali cinta kita ...
Reff#Bersemi dan tetap akan bersemiMewangi dan tetap akan mewangi
Bersama dirimu, walau kini tlah jauh
Kasih..suatu saat di Kuta Bali
Ke Bali : Tanjung Benoa
Maunya semua permainan dicoba, tapi harus hemat waktu dan hemat biaya karena rata2 permainan di sini biayanya lumayan mahal. Rata2 50rb an ke atas, tergantung negosiasi. Untuk turis lokal dan turis asing tarifnya beda. Ya iya lah... :) Akhirnya kami memutuskan untuk glassbottom dan kunjungan ke pulau penyu, serta banana boat. Seharusnya pengen parasailing tapi pada ndak mau secara pada takut ketinggian.
Glassbottom dan kunjungan ke pulau penyu
Biayanya 300rb untuk satu perahu. Terserah mau diisi berapa orang dan terserah mau berapa lama tapi biasanya maksimal 2 jam. Kami naik perahu yang ada kaca bening di tengah2nya sehingga bisa melihat dasar laut. Ternyata laut di Tanjung Benoa tidak terlalu dalam karena kami bisa melihat ikan-ikan di dasarnya. Sampai agak ke tengah, perahu berhenti dan kami disuruh melihat ke kaca tersebut. Katanya sih suruh lihat2 terumbu karang dan kadang2 ada penyu yang lewat. Bah, boro2 penyu, ikan pun tidak ada yang lewat. Yang ada hanya terumbu karang itupun airnya tidak jernih agak hijau jadinya tidak terlalu menarik. Seharusnya bawa roti, jadi kalau dilempar ke laut nanti ikan2nya pada muncul ke permukaan untuk memakan remah2 roti tsb.
Selanjutnya perahu akan meluncur ke pulau Penyu untuk melihat lokasi penangkaran penyu yang sudah mulai langka. Di tempat ini tidak hanya penyu yang dapat kita lihat, tapi juga ular, burung (burung apa ya namanya???), bebek berleher panjang, dan kelelawar. Binatangnya jinak-jinak, jadi bisa diajak foto. Cuma fear factor number one... ular! Aku nggak berani jadi lihat2 saja. Devand malah diparkir di batang pohon kering di tengah2 pulau dan dia enjoy sekali di sana sampai nggak mau turun hehehehe... Di penangkaran penyu, kami satu-satu diajak mengangkat penyu untuk foto.Wah, penyunya berattt sekali dan meronta-ronta pengen lepas jadi tambah berat deeeh... Buat penglaris warung di pulau itu, kami pesan 2 kelapa muda dan teh botol sambil istirahat. Hhhh.. puasss...
Banana Boat
Banana boat adalah permainan dengan menggunakan perahu karet tunggal, berwarna kuning atau oranye, bentuknya seperti pisang. Biayanya kalau tidak salah per orang 50rb. Muatannya cukup untuk 4 orang dewasa plus satu orang instruktur. Kita akan ditarik ke tengah laut menggunakan boat kemudian by request, mau dijatuhkan ke air atau tidak. Supaya seru, kita minta dijatuhkan ke air... Aman kok karena pakai pelampung, tapi supaya aman lagi, sebaiknya kalau minta dijatuhkan ke air, pastikan semuanya bisa berenang. Wah, seru lhooo ditarik kencang ke tengah laut, kita terhempas2 di atas perahu karet itu dan tanpa ada aba2 tiba2 boatnya belok mendadak sehingga perahunya terbalik dan kami terjatuh semua. Hahahaha... minimal merasakan asinnya air laut... instrukturnya menakut2i kalau di perairan sini ada ikan hiu nya. Wah, sebetulnya tahu tidak mungkin ada tapi tetap saja takut sehingga kami teriak2 dan dia tambah senang, ketawa2 deh semua.
Sudah cukup berbasah2nya. Devand dan nenek menjaga barang di pantai. Devand lebih tertarik dengan pasir putihnya daripada permainan airnya. Setelah berbilas diri dengan air tawar, kami melanjutkan perjalanan lagi. Oh ya, jauh2 ke Bali, ketemunya sama tim KKL (kuliah kerja lapangan) dari UNDIP Semarang. Huhuhuhu...
Ke Bali : Tanah Lot
Hai... hai... perjalanan kami hari ini diawali dengan mengunjungi Tanah Lot. Perjalanan dari hotel menuju Tanah Lot kurang lebih 1 jam. Kalau kemarin kami ke Uluwatu melewati bukit yang agak gersang, ke arah Tanah Lot kami melewati persawahan. Ijo royo-royo... sueger deh. Udaranya juga sejuk tidak terlalu panas. Oleh karena itu kami memutuskan tidak memakai AC dan membuka lebar-lebar jendela mobi. Wush... wush.. wush...
Sampai di Tanah Lot... masih sepi booo... Kalau tidak salah kami sampai di sana sekitar jam 10 kurang. Tempat parkir masih luaaaasss... tapi salah parkir jadinya agak jauh dari pintu masuk. Yah, tidak mengapa... sambil jalan2.
About Tanah Lot (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot)
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
Kalau ke Tanah Lot, wajib hukumnya buat foto2. Jadinya selama di sini ya isinya cuma foto2 saja. Lha mau ngapain lagi? Mama sponsorin buat kami foto bersama, 2 menit langsung cetak. 2 kali pemotretan dan hasilnya bagus!!! Sekarang fotonya dipajang di lemari. Ada pigura dari kertas dengan tulisan Tanah Lot.
Puas dengan gambar2 yang kami ambil, selanjutnya ke area perbelanjaan buat beli kaos atau celana untuk orang rumah. Yah, 10rb-20rb an dengan kualitas yah begitulah hehehe... Kebayang kalau di pasar Klewer/ Beteng Solo atau di pasar Beringharjo Yogya, bisa dapat lebih murah dengan kualitas sama. Kalau Ruth sih prefer ke Pasar Sukowati tapi di Denpasar dan agak jauh. Sudahlah... yang penting ke tempat wisatanya, bukan belanjanya.
Oya, di sini kita juga beli klepon, katanya terkenal di Tanah Lot. Hmmm rasanya enak klepon di pasar Salatiga sih. Tapi lumayan lah buat mengganjal perut.
Ke Bali : Day Two
Seharusnya rencana semalam, hari ini bangun pagi2 trus jogging seputaran Kuta sambil menikmati sunrise. Mandi, sarapan, sebelum jam 8 mau berangkat ke Kintamani. Tapi namanya capek, baru jam 7 bangun. Itupun dengan sangat amat terpaksa, Devand yang masih enak boboknya sudah dibangunkan supaya mandi karena kami akan melanjutkan acara jalan-jalan hari ini.
Sambil sarapan, kami membahas agenda hari ini. Akhirnya Kintamani dicoret karena agak jauh, kurang lebih 1,5-2 jam. Setelah tanya sana sini, dipilihlah rute Tanah Lot - Watersport Tanjung Benoa - Pantai Kuta sebagai tujuan wisata hari terakhir di Bali.
Oya, di Bali Rani, pilihan menu untuk sarapan lumayan lengkap walaupun tidak terlalu banyak. Dan baru tahu kalau mayoritas tamu di hotel ini adalah turis asing. Kita juga asing... dari Salatiga hehehehe...
05 September 2008
Ke Bali : Jimbaran
Nah, rangkaian perjalanan hari pertama di Bali ditutup dengan acara dinner di Jimbaran. Jam sudah menunjukkan pukul 7 WITA saat kami sampai di lokasi. Parkirnya full full full... tapi beruntung, saat mengitari areal parkir kami menemukan satu tempat kosong. Begitu keluar dari mobil, wah langsung diserbu kepulan asap dari pembakaran di restauran2 di Jimbaran.
Rata-rata semua menyajikan menu yang sama : ikan, kepiting, kerang, udang galah, udang windu bakar. Tapi tidak semuanya ramai. Ada satu yang paling ramai dan di sinilah kami akan makan, yaitu di Menega Cafe. Wah benar-benar ramai, sehingga kami dapat meja tidak terlalu menjorok ke pantai, tapi dekat dengan dapur = dekat dengan asap. Asapnya benar2 tebal sampai2 mataku pedes dan berair.
Untuk menu malam itu, kami coba semua makanan : ikan 1 kg, kepiting 1kg, kerang saos tiram 2kg, udang windu 2kg dan minumnya kelapa muda, jeruk panas, teh panas. Pesennya sebentar... nunggunya hampir 1 jam!!! Seharusnya kalau ke sana, kalau mau cepet, mendingan reservasi tempat dan menunya dulu via telpon. Sebenarnya Ruth sudah coba reserve tapi kami disuruh langsung datang saja. Eh ndilalah ramenya nda ketulungan. Ternyata juga ada acara wedding party di sana. Jadinya memang benar-benar sibuk. Kenapa Menega cafe yg paling ramai? sedangkan cafe lainnya sepi pengunjung? Katanya sih, karena bumbu di Menega cafe yang paling maknyusss...
Sambil menunggu pesanan datang, papa dan Devand jalan-jalan (daripada Devand mainan pasir). Oya, meja-meja restaurant di Jimbaran ini diset di sepanjang pantai, dengan lilin2 di setiap mejanya. Terdengar debur ombak dan angin sepoi2 yang sangat dingin malam itu membuat suasana jadi soooooooo.... romantis.... Tapi sayang beribu sayang jadi tidak seromantis yang dibayangkan karena badan bau asep yang ga hilang2 baunya meskipun sudah mandi. Oh ya dari sini kita bisa melihat pemandangan kerlap kerlip lampu di Denpasar dan bisa lihat lampu pesawat yg mo landing... keren deh.
Akhirnya pesanan datang... hap hap hap... makan dengan lahap dan habis dalam sekejap... :D Oh ya... dengan jumlah pesanan sebanyak itu, lumayan worthed lah harganya... 300rb-an saja tp itu karena pake kartu kredit Citibank jadinya dapat diskon 10% yah itung2 ngilangin service tax.
04 September 2008
Ke Bali : Dreamland Beach
Yang agak susah tempat parkirnya. Di lokasi parkir pertama sudah penuh, sehingga kami terpaksa harus turun melalui jalan berbatu yang curam. Agak miris juga melihat jalannya tapi dengan ciamik Ruth bisa sukses membawa kami turun dan memperoleh tempat parkir.
Eh, jadi penasaran... kenapa sih dinamai Dreamland? Ternyata ada asal-usulnya. Menurut wikipedia,
"asal usul nama Dreamland dikarenakan dulu di area ini sempat terdapat sebuah proyek perumahan dan objek wisata (proyeknya mas Tommy Suharto). Namun proyek tersebut terhambat dan terbengkalai sedangkan para penduduk desa Pecatu yang dulunya hidup sebagai petani sangat berharap proyek selesai dan mereka bisa menekuni bisnis lain di bidang pariwisata. Karena itulah lahan disekitar pantai disebut dengan Dreamland (tanah impian)."Berbicara soal pantainya... wuiiiihhh cantik sekali. Pasirnya pasir putih (Kuta saja kalah...). Airnya bening... beneran lho kagak ada butheknya sama sekali. Cuma satu, ombaknya agak gedhe jadi hati2 saja kalau berenang di sini. Yang pasti tidak terlalu ramai seperti pantai Kuta.
Devand senang sekali bermain pasir dan ombak. Papanya memilih untuk tiduran di kursi pantai yang kita sewa 20rb saja termasuk payungnya. Ruth dan Wawan memilih untuk foto2 narsis ala cover boy majalah men's health hahaha... Senang sekali bermain2 pasir dan ombak di sini. Sayang kami datangnya kesorean. Jadi tidak bisa terlalu lama. Tapi lumayan sih 2 jam. Plus aku sempat pijit kaki 20rb dan dishooting oleh TV Makassar (bagian kakinya saja hahahaha).
Setelah puas bermain air dan pasir, Ruth-Wawan-Devand ke ruang shower (bayar 10rb). Sedangkan sisanya langsung ke mobil. Aku dan mama ganti di mobil hahahaha... sempat copot2 baju di tempat parkiran.. mumpung sepi. Kalaupun ada yang lihat... alah bali ini... :)
Puas deh pokoknya. Besok2 pengen ke sana lagi... daripada pantai Kuta udah crowded sekali.
Ke Bali : Uluwatu
Hebat juga, Ruth baru pertama kali ke tanah Lot tapi tidak nyasar. Gampang kok jalannya cuma lurus aja naik turun bukit hehehehe... Sempat sekali tanya ke penduduk karena curiga ini kok tidak sampai2 apalagi minim sekali petunjuk jalannya. Ternyata maju sedikit sudah sampai ke gerbang pembelian tiket parkir di areal parkir Uluwatu.
Tentang Uluwatu
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pura_Luhur_Uluwatu)
Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu merupakan pura yang berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung.
Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari Abad 11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah/Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.[1]
Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.
Pura Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang erat kaitannya dengan pura induk. Pura pesanakan itu yaitu Pura Bajurit, Pura Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding dan Pura Dalem Pangleburan. Masing-masing pura ini mempunyai kaitan erat dengan Pura Uluwatu, terutama pada hari-hari piodalan-nya. Piodalan di Pura Uluwatu, Pura Bajurit, Pura Pererepan dan Pura Kulat jatuh pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia setiap 210 hari. Manifestasi Tuhan yang dipuja di Pura Uluwatu adalah Dewa Rudra.[2]
Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga surfing, bahkan event internasional seringkali diadakan di sini. Ombak pantai ini terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat surfing selain keindahan alam Bali yang memang amat cantik.
Tiket masuk ke pura murah kalau tidak salah seorang hanya membayar 2500 rupiah saja. Kami juga harus memakai kain warna ungu dan kain ikatnya yang berwarna warni. Di depan pintu masuk ada tulisan intinya karena ini adalah pura suci, jika punya niat atau pikiran tidak baik, sebaiknya tanggalkan atau akan kena celaka. Dan satu lagi, bagi wanita yang sedang menstruasi tidak diperbolehkan masuk ke dalam pura, hanya boleh sampai tangga masuk pura saja. Yaaaah... saya nya mah waktu itu lagi haid.
Yang pasti di sini buanyak sekali monyet. Mana monyetnya guedhe guedhe... mungkin umurnya sudah puluhan tahun kali yaaa... malah ada monyet yang genduuuut sekali sampai kulitnya lecet2 saking gedhenya dan dia kerjaannya cuma tiduran ajah. Nih monyet2 hobi sekali makan timun, makanya banyak tourguide yang menawarkan timun utk umpan ke monyet2 itu agar mau mendekat. Tapi hati2, jangan pakai perhiasan, kaca mata, karet rambut, HP dan dompet serta tas tangan harus dijaga kalau tidak akan dirampas monyet2 yang agresif... hiiiy. Eh ini ada yang nangkring di atas pohon juga... tapi bukan monyet... wah ini Devanand... hahahaah dapat tempat bertengger rupanya dia...
Hmmm matahari sangat terik. Sehingga kami pun akhirnya malas naik ke atas pura. Jadi hanya foto2 saja dan siap-siap melanjutkan perjalanan selanjutnya. Waktu kami foto2 sepintas melintas sepasang pengantin yang mau foto pre-wedding... wah niat banget ya... nda takut diserbu monyet2 tuh soalnya perhiasannya berkilauan... Eh... Devand dan nenek juga hampir diserang sama monyet. Gara-gara mau beraksi pakai kaca mata hitam, malah mengundang perhatian si monyet... Tapi tetap nekad di posisinya semula buat foto... hihihihihi...
Ke Bali : Day One
Nah, pertama kali yang kami lakukan di Bali adalah mencari rumah makan buat memuaskan perut yang sudah keroncongan. Tidak perlu makanan yang aneh-aneh dulu karena baru hari pertama. Pokoknya yang bisa dinikmati semua orang. Ruth mengajak kami makan di tempat orang-orang kantornya sering jajan. Lupa namanya tapi rumah makan ini dekat sekali dengan bandara dan menjual beraneka masakan tapi kalau tidak salah spesial menunya adalah pecel dan sop buntut. Saya pesan sop buntut, yang lainnya bervariasi. Hmm... sop buntutnya tidak terlalu enak. Dagingnya alot, masih enakan masakan saya hahahaha...
Perut kenyang.. hati senang.. siap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya
Check In
Coba coba ah ke hotel. Karena tadi waktu diconfirm katanya kamarnya belum siap... Eh.. pas kita sampai di sana, which is cuma 5 menit dari tempat makan tadi, ternyata kamarnya udah ready. Gimana sih?? Hitungannya kami check in nya kecepetan, seharusnya jam 2 tapi jam 1 kurang kami sudah masuk kamar. Ya biar saja.. Waduh sayang sekali tidak sempat potret kamar dan hotelnya saking buru2nya. Kesan pertama: hmmm... tidak sebagus gambar di websitenya dan... not worthed ama biaya yang dikeluarkan hiks... Tapi ya sudahlah yang penting dapat kamar untuk beristirahat dan menyimpan barang2. Lanjutttt.... Eh btw itu foto pool nya. Hiks tidak sempat dicoba... Pengalaman yg harus diingat2 : Kalau ke Bali tidak kudu cari hotel yang ada pool nya karena lebih menyenangkan berenang dan main air ke pantai. Catat itu baik-baik...
Museum Kartun Indonesia Bali
Nah, selanjutnya kami mengunjungi kantornya tante Ruth nih, namanya Museum Kartun Indonesia Bali. Terletak di jalan Sunset Road no 85, Kuta Bali. Di belakang museum ini ada toko kaos kartun Jangkrik 85. Jadi setelah puas melihat2 koleksi kartun, bisa wisata belanja di Jangkrik 85. Pas ada kortingan. 2 kaos buat Devand tersayang... Menurutku, kualitas kaos di Jangkrik 85 lebih bagus dari Joger. Tapi memang harganya lebih mahal. Tapi pepatah bilang : Ana rego ana rupo... hihihihihi....
Dari museum kartun, kami mengantar om Toni kembali ke bandar udara Ngurah Rai karena ybs sudah dicari2 sama teman2nya. Jadi ceritanya kabur nda bilang-bilang nih hehehehe... Kami melanjutkan perjalanan ke Tanah Lot. Sebenarnya bingung mau ke mana. Tapi jauh-jauh hari sudah request ke Ruth, karena waktu kami di Bali sangat amat terbatas, jadi usahakan obyek wisata yang akan kami kunjungi jangan jauh-jauh dan jangan makan waktu lama. Akhirnya hasil konsultasi Ruth dengan teman2 Balinya, dipilihlah rute ini : Uluwatu - Dreamland beach - Jimbaran.
Cerita di Uluwatu dan yang lainnya di postingan selanjutnya yaaa...
Ke Bali : Arrival
Nah... akhirnya landing juga di bandar udara Ngurah Rai Denpasar. Hmm matahari sangat terik di luaran. Sebelum masuk ke ruang kedatangan, foto dulu ya...
Pas masuk ke departure room, wah sudah ada yang menyambut tapi kita pada ngga kenal... ternyata sodara dari Palu yang lagi training di Denpasar dan nanti pesawatnya berangkat jam 7 WITA. Namanya om Toni. Sepupunya mama (kalau dia anaknya adiknya nenekku, berarti dia sepupunya mamaku khan? hahaha pusing... )
Akhirnya ketemu dengan Ruth yang tambah gendut dikit dan tambah hitam tpi tambah trendy dengan rambut rebondingnya hahahahaha... dia udah siap mengantar kami jalan-jalan di pulau Dewata ini dengan menyewa mobil Xenia (which is tagihannya tetap diberikan kepadakuw :( ).
Om Toni ikut rombongan kami sambil menunggu waktu keberangkatannya. Setelah menelpon ke hotel Bali Rani dan ternyata kamarnya belum ready, ya udah... kami memutuskan untuk makan siang dulu. Laperrrr...
03 September 2008
Ke Bali : Berangkat
Hai hai... akhirnya ada kesempatan untuk kami berlibur bersama. Rencana dan persiapannya sudah dari jauh2 hari. Susah sekali mengumpulkan semua orang sibuk ini pada waktu yang sama. Akhirnya ketemu tgl 8-10 Agustus bisa diluangkan untuk rencana rekreasi sekaligus menengok Ruth yang sudah kerja di Kuta-Bali.
Yang paling heboh ya siapa lagi kalau bukan Yani. Sejak beberapa bulan sebelumnya sudah browsing-browsing hotel di Bali dan lihat pricelistnya. Wah... bulan Agustus ternyata peak seasson untuk turis2 manca jadinya tarifnya berlipat2 deh. Nasib... Ga mau repot, akhirnya kami pakai jasa biro travel Nusantara Tour & Travel di Semarang. Kebetulan sebelumnya mereka sudah menangani acara family gathering kantor di Lor Inn Solo dan kami dapat harga yang OKE punya.
Hiks... biaya perjalanan dan akomodasi untuk liburan kali ini sangat mahal untuk ukuran 3 hari dan 2 malam di Kuta. Itupun kalau dihitung2 hanya 48 jam efektif kami di sana. Sangat luar biasa mahal. Hotel, dapatnya di Bali Rani. Itu pun banyak yang sudah full book. Harganya juga fantastis... kalau di Jawa bisa tuh dapat hotel bintang 4 atau bintang 5. Yah... sekali2 lah.
Kami berangkat tgl 8 Agustus dinihari jam 5 subuh. Untung Devand gampang dibangunkan dan dimandikan. Dari Salatiga kami bawa mobil dan sampai di Yogya, mobil dititipkan di garasi bis Srikandi kenalan Ruth.
Dari Yogya, pesawat kami Garuda Indonesia Airlines tujuan Denpasar, seharusnya take off jam 09.00 namun ada delay karena ada latihan penerbangan TNI AU ya sudah deh... molor jadinya.
Sambil menunggu, Devand dan papa lihat2 pesawat. Wah Devand senang sekali... Soalnya baru kali ini dia naik pesawat. Eh, sama dink dengan om nya, Wawan, juga baru pertama kali ini naik pesawat. Dan papanya Devand, juga baru kali ini pergi ke Bali. Wah... komplit ya pengalaman pertama semua deh... :)
Hmmm... akhirnya masuk pesawat juga... mejeng dulu ahh.... Eyang, tante, om, mbak, mas, Devand jagoan lho... ndak takut naik pesawat. Luar biasa anteng padahal biasanya susah dikendalikan... Hebat Devand... kapan2 mama berani travelling berdua aja sama Devand habis Devand pinter sih...:)
Waaah... tidak terasa penerbangan 1 jam sudah sampai di bandara Ngurah Rai Denpasar... Bali... here we come....!